Skip to content

Bukti Kini

Blog Informatif Kini

Menu
  • Bisnis
  • Gaya
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Tekno
  • Travel
Menu

Wisata di Titik Nol Kilometer Yogyakarta Kawasan Penuh Sejarah

Posted on Maret 2, 2023 by admin

Titik nol kilometer adalah sebuah titik patokan untuk menentukan jarak antar daerah di Yogyakarta yang juga diterapkan kota-kota lain.

Titik nol kilometer Yogyakarta memiliki suasana sangat menyenangkan sehingga wajar saja banyak wisatawan mengunjungi tempat bersejarah ini.

Titik nol kilometer Yogyakarta berlokasi di sepanjang Alun-alun Utara sampai Ngejaman, ujung selatan Malioboro.

Kawasan ini juga dilengkapi dengan area pedestrian cukup luas dan beberapa kursi taman.

Pertama Kali Digelar, Parade Budaya Lintas Etnis Rayakan Keberagaman di Yogyakarta Melansir arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id, secara administratif, kawasan titik nol kilometer Yogyakarta termasuk dalam wilayah Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Kawasan tersebut merupakan persimpangan yang mempertemukan empat ruas jalan, yaitu Jalan KH.

Ahmad Dahlan dari sisi barat, Jalan Margo Mulyo dari sisi utara, Jalan Panembahan Senopati dari sisi timur, dan Jalan Pangurakan dari sisi selatan.

Kawasan di sekitar titik nol kilometer Yogyakarta ini juga memiliki segudang destinasi sejarah pada setiap sisinya yang layak untuk dikunjungi.

Berikut adalah wisata sejarah yang berada di kawasan ini.

1.

Jam Kota atau Stadsklok Lima Jalur Wisata Sepeda di Kota Yogyakarta yang Menarik Dijajal Pada bagian utara titik nol kilometer Yogyakarta, tepatnya di depan Gereja Protestan berdiri sebuah jam kota atau stadsklok.

Dahulu, area di sekitar tempat ini bernama Jalan Margomulyo yang sekarang disebut Ngejaman.

Stadsklok dibuat pada 1916, sebagai tempat peringatan masyarakat Belanda untuk memperingati satu abad kembalinya Pemerintahan Kolonial Belanda dari Pemerintahan Inggris yang berkuasa di Jawa.

2.

Istana Gedung Kepresidenan Gedung Agung Melansir setneg.go.id, Istana Kepresidenan Yogyakarta dikenal juga dengan nama Gedung Agung atau Gedung Negara yang berlokasi di ujung selatan Jalan Ahmad Yani.

Penamaan gedung yang selesai dibangun pada 1832 ini berhubungan dengan salah satu fungsi gedung utamanya, yaitu sebagai tempat penerimaan tamu-tamu agung.

Istana ini juga menjadi tempat kelahiran putri Presiden Soekarno, Megawati Soekarnoputri.

3.

Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 Benteng Vredeburg berada tepat di depan Gedung Agung.

Dahulu, benteng ini menjadi markas tentara pada zaman kolonial Belanda.

Sekarang, benteng ini dialihfungsikan menjadi museum dengan nama Museum Benteng Vredeburg yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada 1760 atas permintaan orang-orang Belanda.

Nama benteng ini memiliki arti sebagai benteng perdamaian.

Di area sekitar museum ini juga terdapat sebuah monumen untuk memperingati perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat pada tanggal bersejarah tersebut.

Monumen tersebut bernama Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949.

4.

Gedung Societeit de Vereeniging Merangkum jbbudaya.jogjabelajar.org, di sebelah timur titik nol kilometer Yogyakarta berdiri Gedung Societeit de Vereeniging atau dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dengan nama Balai Mataram.

Dahulu, tempat ini gedung ini menjadi tempat rekreasi bagi orang-orang Belanda.

Kini, gedung ini menjadi galeri seni dan pusat kegiatan seni budaya Yogyakarta.

5.

Kantor BNI Di bagian selatan titik nol kilometer Yogyakarta berdiri bangunan berlantai dua nan kokoh yang sekarang menjadi Kantor Bank BNI.

Namun, pada zaman kolonial, bangunan tersebut dipergunakan untuk Kantor Asuransi Nill Maatschappij dan Kantor de Javasche Bank.

Kemudian, pada awal kemerdekaan Indonesia, gedung ini berubah menjadi Studio Siaran Radio Mataram atau dikenal bernama MAVRO.

6.

Taman Pintar Pada sisi timur titik nol Yogyakarta, tepatnya di Jalan Senopati, akan ditemui kawasan Taman Pintar yang merupakan taman dengan konsep menggabungkan permainan dan pendidikan.

Taman pintar dibangun sebagai respons terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar 1990-an, terutama teknologi informasi yang telah membawa peradaban manusia menuju era tanpa batas, seperti dilansir tamanpintar.co.id.

Pilihan Editor: Dari Tugu Jogja hingga Titik Nol Kilometer Ribuan Wisatawan Tumpah Ruah Tunggu Detik Pergantian Tahun

Continue Reading

Next Post:
PHRI Ungkap Alasan Perlunya Hotel Baru di Yogyakarta Menyebar Merata ke Kabupaten
Previous Post:
Rangkaian Tradisi Sambut Ramadan di Dekat Kawasan Makam Raja Imogiri Bantul Yogyakarta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Cara Mengetahui Harga Genset yang Wajar di Pasaran
  • Supplier Buah di Bali yang Termurah dan Berkualitas Tinggi
  • Jasa Pembuatan Kontrak: Pentingnya Dokumen Legal yang Kuat dan Profesional
  • Mata Sering Lelah di Era Digital, Kapan Anda Harus Bertemu Ahli?
  • Apa Itu Utang Luar Negeri?

Kategori

  • aplikasi laundry
  • Bisnis
  • Gaya
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Tekno
  • Travel
  • TV digital
  • Uncategorized

Laman

  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Arsip

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023

Laman

  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
©2025 Bukti Kini | Built using WordPress and Responsive Blogily theme by Superb